Cerita bayi anenchepalus ini ditulis berdasarkan pengalaman pribadi dari salah satu penulis website ini, semoga tidak terjadi pada bunda sekalian. Pengalaman melahirkan bayi anenchepalus (anensefalus) ini bermula dari keinginan kami untuk memiliki anak kedua. Kami adalah pasangan suami (35 th) dan istri (26th) sedangkan anak pertama kami sudah berusia sekitar 5,5 th. Sekitar 1 tahun lalu sebenarnya saya sudah mengandung tapi belum genap satu bulan akhirnya keguguran disebabkan kandungan yang terlalu lemah, tapi saya tetap semangat untuk hamil lagi. Awal mula cerita sebelum saya mengandung, saya sedang batuk dan pilek kemudian periksa ke salah satu bidan terdekat di rumah kami, terus iseng-iseng kamipun bertanya kalau misal pengen hamil lagi kira-kira masa suburnya tanggal berapa ya? Itulah pertanyaan iseng yang sempat kami utarakan ke bidan tersebut. Kemudian oleh bidan dihitungkan masa subur berdasarkan tanggal haid atau mentruasi terakhir selama 3 bulan sebelumnya, akhirnya ditentukan sekitar 4 hari masa subur yang disarankan supaya kami berhubungan intim di tanggal tersebut.

Pengalaman Janin kami tidak dapat berkembang saat hamil
Alhamdulillah berita bahagia datang ketika saya mengetahui kalau sudah terlambat 1 minggu sebagai tanda-tanda kehamilan awal, kemudian saya tes dan hasilnya adalah positif. Setelahmengetahui positif akhirnya saya pergi ke bidan dan memastikan kalau saya benar-benar hamil, sempat di usg juga oleh bidan tersebut. Saat itu kami dikasih beberapa vitamin seperti obimin, folavid, elkana, biosanbe anehnya setiapkali saya minum vitamin tersebut kulit wajah terasa gatal, panas akhirnya mengelupas dan batuk kering yang kemudian saya hentikan untuk meminumnya. Pada bulan berikutnya saya pergi ke dokter spesialis kandungan (SPOG) untuk kontrol pada saat itu kehamilan masih sekitar 2 bl dan dokter menyarankan supaya bulan depan kembali untuk rutin pemeriksaan. Pada bulan berikutnya atau sekitar hamil usia 3 bl kami kembali periksa ke dokter lagi dan dokter kelihatan agak terkejut karena pada waktu saya di usg ada kejanggalan pada bentuk kepala janin saya (tanda-tanda anenchepalus/anensefalus). Akhirnya kami dirujuk untuk periksa ke klinik radiologi khusus usg untuk memastikan gejala maupun tanda-tanda anenchepalus.
Akhirnya keesokan harinya saya dengan suami pergi ke klinik radiologi usg dan inilah saat kisah sedih kami dimulai. Pada waktu di usg diperiksa oleh salah satu dokter dan memberikan informasi yang sangat bikin kami tergejut yaitu bahwa dipastikan kalau janin atau bayi saya dalam kandungan tidak berkembang pada bagian kepala atau tulang tengkorak. Hal tersebut spontan membuat saya dan suami lemas dan meneteskan airmata, sebab kami sangat bahagia selama hampir 4 bl ini. Kemudian saya bertanya kira-kira apakah penyebabnya? Sehingga terjadi anenchepalus (anensefalus) pada janin saya. Dokter tidak bisa menjelaskan banyak, dia hanya berkata ini adalah ujian sebab kasus seperti ini sangat jarang. Kalau faktor genetika katanya bukan sebab anak pertama kami normal. Kalau faktor makanan katanya juga bukan. Jadi belum ada kepastian untuk penyebabnya. Pulang dari klinik usg radiologi kami sangat sangat lemas, dan tidak bisa tidur, sebab hal tersebut merupakan berita duka untuk keluarga kami.

Pengalaman kami hamil bayi anenchepalus yang mebuat sedih
Pada ke esokan harinya sambil membawa bukti chek-up dan foto usg kami kembali ke dokter yang merujuk kami. Saya browsing mencari informasi tentang bayi anenchepalus hanya mendapatkan bahwa penyebabnya kemungkinan anenchepalus yaitu saat pembentukan janin kurang adanya suplemen vitamin maupun asam folad, virus toksoplasma atau ada unggas di sekitar rumah, tapi inipun juga belum bisa dipastikan. Dokter akhirnya merujuk saya untuk menjalani tes sampel darah ke klinik radiologi, dan hasilnya pun juga normal tidak ada masalah. Akhirnya kami sangat sedih sebab tidak bisa mempertahan kan janin kami maka harus menjalani serangkaian tindakan medis yaitu dengan persalinan tidak normal + kuret.
Menurut informasi dari berbagai sumber bahwa bayi anenchepalus (anensefalus) tidak bisa berkembang secara normal, kemungkinan 25% sampai dia bisa lahir, walaupun dia bisa lahir kemungkinan hanya bertahan 1-2 jam sebab otak tidak terlindungi, alhasil jika terkena udara akan mengalami kematian. Itulah kisah sedih kami, semoga para bunda tidak mengalaminya. Saran saya untuk bunda lainnya usahakan cek secara rutin kehamilan bunda di dokter spesialis kandungan agar dapat mendeteksi kejanggalan pada janin sejak dini. Semoga informasi kami menambah pengetahuan bunda, dan yang sedang mengalami hal yang sama dengan saya mohon untuk bersabar, semua sudah terjadi sesuai kehendakNya, tetaplah semangat dan bangkit untuk mendapatkan buah hati kembali, terutama suami dan keluarga wajib terus memberikan dukungan ya.